Pemanfaatan Eceng Gondok

 on Kamis, 30 Juni 2011  

Catatan Ringan.  Eceng gondok (Eichonia crassipes) awalnya adaah tanaman hias yang berasal dari Brazil, kini berubah menjadi gulma (tumbuhan pengganggu). Sisa-sisa penggunaan pupuk kimia oleh para petani di areal persawahan yang kemudian hanyut ke sungai, menjadikan pertumbuhan dan penyebaran eceng gondok sangat cepat, sehingga sulit ditangani, bahkan sampai memacetkan lalu lintas sungai.
 
eceng gondok

Ilung Sebenarnya banyak potensi yang bisa di gali dari keberadaan eceng gondok tersebut, antara lain dapat dijadikan bahan kerajinan tangan seperti tas dan lain-lain, hanya saja ini memerlukan keterampilan khusus yang tidak mudah bagi semua orang. Cara memanfaatkan eceng gondok yang lebih sederhana adalah memanfaatkan akar eceng gondok tersebut sebagai bahan media tanaman seperti Seledri (Daun Sop), Cabai dan lain-lain.

 daun sopBagaimana dengan batang dan daunnya?, bagian ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk dijadikan kompos.
Salah satu cara pembuatan kompos yang sederhana dan mudah adalah menggunakan bahan aktivator MikroDek (Mikroorganisme Dekomposisi) yaitu bioaktivator pengomposan yang memiliki kemampuan menghancurkan bahan organik mentah dalam waktu relatif singkat dan bersifat antagonis terhadap beberapa penyakit akar, berbentuk serbuk dan berwarna hitam. MikroDek merupakan teknologi pengomposan yang memiliki kemampuan menurunkan C/N secara efisien, cepat, murah, mutu memadai, dan tidak menimbulkan bau tidak sedap. MikroDek tergolong mikroorganisme termofilik, yaitu mikroorganisme yang dapat bertahan hidup pada temperatur mencapai 80°C. MikroDek bisa diperoleh di toko penyedia bahan pertanian.

Cara Membuat Kompos

  1. Sediakan wadah berupa drum/tong plastik dengan tutup yang rapat, tidak perlu membuat lubang ventelasi agar suhu yang tinggi dapat dipertahankan.
  2. Haluskan daun eceng gondok dengan dirajang atau mesin penghancur sampah.
  3. Masukkan eceng gondok yang sudah halus tersebut ke dalam drum sambil dipadatkan, setiap tingginya 20 cm taburkan MikroDek diatasnya, kemudian ulangi lagi sampai penuh, kemudian tutup rapat.
  4. Dosis Mikrodek adalah 0,5 % s.d. 1% dari berat eceng gondok yang di pakai.
  5. Pada hari kedua biasanya suhu meningkat sampai 80°C, pada hari ke 7 dan ke 14 bahan diaduk agar kelembaban terjaga dan merata.
  6. Air lindi yang keluar dari proses komposting merupakan pupuk cair yang banyak mengandung mikroorganisme pengurai dan bahan nutrisi bagi tanaman, kalau mau memanfaatkan cairan tersebut, sebaiknya buatlah lubang saluran pembuangan di dasar drum.
  7. Kalau suhu sudah menurun sampai 30°C, pengomposan sudah selesai.
  8. Keringkan kompos dengan dijemur pada panas matahari sampai kering, ayak agar besar butirannya merata, siap dipakai atau dikemas untuk dijual

KomposterSeandainya masyarakat sepanjang sungai mau memanfaatkan keberadaan eceng gondok ini maka sungai kita akan lebih bersih.

Pemanfaatan Eceng Gondok 4.5 5 Share Kamis, 30 Juni 2011 Catatan Ringan.   Eceng gondok ( Eichonia crassipes ) awalnya adaah tanaman hias yang berasal dari Brazil, kini berubah menjadi gulma (tumbu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Catatan Ringan. All Rights Reserved.