Kini tabulampot bukan hanya sebagai tanaman penghasil buah, tetapi juga merupakan tanaman hias yang dapat memberikan keindahan, bahkan bisa menjadi karya seni yang bernilai tinggi.
Banyak jenis tanaman buah yang dapat dijadikan tabulampot, dalam memilih dan memeliharanya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Agroklimat (tanah dan iklim).
Bila hal ini bisa disesuaikan tanaman bisa menghasilkan buah, tetapi bila hal ini tidak sesuai, tanaman mungkin bisa tumbuh tetapi tidak bisa menghasilkan buah.
Tanah (media tanam) secara umum adalah campuran tanah subur, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Sebagian tanaman memerlukan media tanam dengan campuran yang salah satu bagiannya lebih banyak.
Tanah yang dipakai adalah tanah subur dengan ciri berwarna hitam gelap, fungsinya untuk tempat tumbuh dan berdiri kokohnya tanaman.
Pupuk kandang yang umum dipakai adalah kotoran sapi. Pakailah pupuk kandang yang sudah masak, dengan ciri tidak basah, tidak panas dan remah (kalau digenggam hancur). Fungsi pupuk kandang adalah sebagai sumber makanan bagi tanaman dan sebagai pengikat air, agar media tidak cepat kering.
Pasir yang dipakai adalah pasir sungai dan disaring agar besar butirannya rata. Fungsi pasir ini untuk mempermudah mengalirnya kelebihan air dalam media tanam dan mengurangi mengerasnya media tanam. Fungsi pasir ini dapat diganti dengan serbuk gergaji atau sekam padi, tetapi bahan ini cepat lapuk, kelebihannya bobot yang ringan, memudahkan memindah tabulampot.
2. Jenis bibit tanaman buah.
Banyak jenis tanaman yang bisa dijadikan tabulampot antara lain anggur, belimbing, jambu biji, jambu air, jeruk (keprok, nipis, manis, purut, siam dan sitrun), durian, anggur, kedondong, mangga, rambutan, lengkeng pingpong dan sawo.
Ada dua cara mendapatkan bibit tanaman yaitu generatif (dari biji) dan vegetatif (stek, cangkok, grafting, kultur jaringan). Untuk tabulampot pilihlah bibit berasal dari pembiakan vegetatif karena cepat berbuah dan kualitas buah terjamin.
3. Pot.
Pilihlah pot yang ringan agar mudah memindah-mindahkannya, kuat agar tahan lama dan serasi dengan ukuran serta bentuk tanamannya.
4. Penanaman
5. Perawatan
Perawatan terdiri dari penyiraman, penggemburan tanah, pemupukan, pemangkasan bentuk, pembungaan dan pengendalian hama/penyakit tanaman.
Penyiraman dilakukan apabila media tanam mulai kering, 1 atau 2 kali sehari tergantung suhu udara. Siramlah tanaman sampai terlihat air keluar pada lubang drainase pot.
Penggemburan dilakukan apabila media tanam sudah mulai mengeras. Lakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak akar.
Pemupukan dilakukan untuk menambah kesuburan media tanam. Pupuk yang umum dipakai adalah Urea (menyuburkan daun, mempercepat pertumbuhan), TSP (mempercepat pertumbuhan akar, merangsang pembungaan) dan KCl (memperkokoh batang, mencegah rontoknya bunga dan buah, memperkuat tanaman terhadap serangan hama). Untuk lebih praktis, pakailah pupuk lengkap yang di semprotkan di daun seperti Gandasil, cara pakai sudah tertera pada kemasannya.
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tajuk tanaman agar bagus dan memperbanyak cabang dan ranting, sehingga memungkinkan jumlah bunga dan buah lebih banyak. Pemangkasan juga untuk membuang cabang-cabang yang tidak produktif atau cabang liar.
Pembungaan dapat dirangsang dengan 2 cara yaitu memanipulasi lingkungan dan menggunakan perangsang kimia. Memanipulasi lingkungan adalah mengkondisikan lingkungannya seperti di alam dimana biasanya musim buah diawali dengan musim kering dan disusul dengan musim hujan. Tanaman dikurangi penyiramannya seminimal mungkin sampai beberapa hari, kemudian disiram bersamaan dengan pemberian pupuk untuk merangsang keluarnya bunga. Merangsang pembungaan dengan bahan kimia adalah penggunaan retardan (penghambat pertumbuhan vegetatif), sehingga cadangan makanannya dipaksa untuk dijadikan bunga dan buah. Retardan yang sering digunakan antara lain paklobutrazol.
6. Pergantian media tanam dan pot
Dilakukan apabila media tanam sudah sangat padat dengan akar tanaman dan pertumbuhan tanaman sangat lambat. Pada saat pergantian media tanam juga dilakukan pemangkasan akar, sehingga terbentuk rambut akar (ujung akar) baru yang berfungsi menyerap unsur hara dalam media tanam. Bersamaan dengan itu juga dilakukan pemangkasan tajuk/daun untuk mengimbangi pemangkasan akarnya.
Pergantian pot biasanya dilakukan bersamaan dengan pergantian media tanam. Pergantian pot dilakukan untuk mengganti pot yang rusak atau mengganti ukuran yang lebih besar, karena tanamannya bertambah besar.
Beberapa petunjuk di atas hanyalah panduan sederhana untuk menanam tabulampot, pengalaman sangat penting untuk menentukan cara terbaik menghasilkan tabulampot yang berkualitas. (Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar