Bahagia dengan Sadaqah

 on Jumat, 26 Juni 2015  

Catatan RinganPada setiap bulan Ramadhan, kita selalu melihat bagaimana ramainya para pedagang makanan (takjil) pada sore hari menjelang berbuka puasa, seakan semua dagangan makanan (walau tidak terlalu enak) selalu laku diserbu pembeli.  Saya pun sempat tergoda untuk ikut berbisnis makanan, dan sempat juga mencari di search engine bisnis apa yang cocok untuk bulan puasa.  Tetapi karena kurang berbakat di bidang bisnis, niatan tersebut akhirnya terkubur, dan malah jadi tersadarkah ketika teringat bahwa Rasulullah mencontohkan kepada ummatnya untuk memperbanyak bersadaqah pada bulan Ramadhan, kenapa kita tidak memanfaatkan harta kita untuk bersadaqah lebih dari untuk modal usaha.  Bukankah sadaqah adalah bisnis terbaik di bulan puasa.

Memang apa manfaatnya kita bersadaqah? Bagi fakir miskin yang menerima sadaqah jelas manfaat yang diterimanya, tapi bagi yang memberi sadaqah apa manfaatnya?  Sampai-sampai sering kita dengar bahwa sadaqah itu bisa menjauhkan bala dari kita, terus dimana logikanya?

Saya pun teringat ketika kita jatuh cinta pada seseorang, pada saat itu apa pun yang kita punya rela kita berikan kepada sang kekasih hati, bahkan nyawa pun bisa dikorbankan untuknya.  Apa pun yang kita berikan dan korbankan untuk sang kekasih selalu saja menjadikan kita bahagia, sangat bahagia.
Begitu pula kalau kita mencintai keluarga kita, suami/isteri atau anak-anak kita, begitu semangatnya kita mngorbankan waktu dan tenaga untuk mencari nafkah demi mereka, mendampingi mereka, melindungi mereka.  Kita berani menahan lapar asal anak-anak kita cukup makannya, perut kita menjadi urusan kesekian setelah mengutamakan buah hati kita.  Semua pengorbanan kita pada keluarga yang kita cintai membuahkan rasa bahagia yang tak terkira.  Betapa setiap orang tua yang mencintai anaknya akan membanting tulang demi kehidupan dan kecukupan sang anak sampai anak-anaknya bisa hidup mandiri, adakah orang tua seperti itu yang mengharapkan imbalan dari anaknya suatu hari nanti? tapi semua pengorbanannya tersebut menghasilkan sebuah kebahagiaan, hal yang lebih berharga dari harta dunia.
Mungkin itulah yang dimaksud dengan manfaat bersadaqah.  Bersadaqah akan memberikan kebahagian, tetapi kebahagiaan itu hanya didapat oleh pemberi sadaqah yang mencintai penerima sadaqahnya.  Kita akan bahagia kalau kita memberi nafkah kepada keluarga yang kita cintai.  Kita akan bahagia kalau kita memberi sadaqah pada fakir miskin yang kita cintai. Cinta adalah kasih sayang kepada sesama, bukan cinta birahi.

“Wahai Muhammad, jika engkau shalat, ucapkanlah do’a: Allahumma inni as-aluka fi’lal khoiroot wa tarkal munkaroot wa hubbal masaakiin, wa an taghfirolii wa tarhamanii, wa idza arodta fitnata qowmin fatawaffanii ghoiro maftuunin. As-aluka hubbak wa hubba maa yuhibbuk wa hubba ‘amalan yuqorribu ilaa hubbik.
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu supaya bisa mencintai orang miskin, ampunilah (dosa-dosa)ku, rahmatilah saya, jika Engkau menginginkan untuk menguji suatu kaum maka wafatkanlah saya dalam keadaan tidak terfitnah. Saya memohon agar dapat mencintai-Mu, mencintai orang-orang yang mencintai-Mu dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu)”
.
(Hadits Qudsi)

Kebahagiaan adalah puncak dari semua pencarian di dunia ini.
Dengan hati yang bahagia tak satupun penyakit akan singgah di badan kita, kalau kita sakit hati, marah dan dendam maka berbagai penyakit (bala) akan siap menerkam kita.  Maka bahagiakanlah hati kita dengan sadaqah.  Wallahu alam, semoga bermanfaat.

bisnis terbaik di bulan puasa

 

Bahagia dengan Sadaqah 4.5 5 Share Jumat, 26 Juni 2015 Catatan Ringan .  Pada setiap bulan Ramadhan, kita selalu melihat bagaimana ramainya para pedagang makanan (takjil) pada sore hari menjelang...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Catatan Ringan. All Rights Reserved.