Beternak Lele

 on Selasa, 26 Januari 2010  

Ficus benyamina.  Ikan lele (Clarias batrachus) di beberapa daerah di Indonesia memiliki berbagai nama seperti pintet (Kalimantan), ikan kalang (Sumatera), lindi (Jawa Tengah) dan ikan keling (Sulawesi). Ada tiga macam ikan lele yaitu yang berwarna hitam, putih dan belang. Yang berwarna hitam biasanya untuk dikonsumsi dan yang berwarna putih dan belang dipelihara sebagai ikan hias.
 
Lele merupakan ikan yang mendiami rawa dan sungai yang sangat cocok dipelihara pada kolam air tenang. Sama seperti ikan gabus (haruan) dan ikan nila, ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang terdapat dalam rongga insang yang memungkinkan ikan lele dapat menghirup oksigen langsung dari udara, sehingga ikan lele dapat hidup pada air yang sangat keruh/kotor. Oleh karenanya ikan lele dapat dipelihara dalam kolam limbah rumah tangga, misalnya air buangan kamar mandi atau buangan dapur.
 
Kolam bisa berukuran 1 x 1 meter atau 1 x 2 meter tergantung pada halaman yang tersedia dengan ketinggian kolam 1 -1,5 meter. Sumber air kolam bisa dari pembuangan kamar mandi atau dapur, asal bukan bekas air cucian dengan detergen. Kalau tanah halaman masih tersedia dapat juga dibuatkan kolam pengendapan air dengan ukuran yang lebih kecil untuk mengendapkan kotoran padat dari air buangan tersebut sebelum dialirkan ke kolam pemeliharaan ikan lele. Kedua kolam tersebut dihubungkan dengan pipa atau bambu. Ujung pipa pada kolam pengendapan harus diberi penyaring dari kain kasa agar kotoran ringan yang mengapung seperti plastik, kertas atau busa tidak masuk ke kolam pemeliharaan. Dinding kolam pemeliharaan dibuat tegak dan licin, serta hindarkan kolam dari rumput yang menjurai ke dalam kolam untuk mencegak keluarnya ikan lele dari kolam, karena ikan lele dapat merangkak/memanjat dengan menggunakan patilnya. Bibir kolam diberi pematang yang agak tinggi sekitar 40 cm, sebaiknya terbuat dari semen, untuk menghindari masuknya air kotor pada saat musim hujan, dan juga menghindari melimpahnya air kolam yang bisa membuat ikan lele keluar dari kolam. Tinggi air kolam sekitar 70 cm untuk ikan lele yang masih kecil dan 100 cm untuk ikan lele yang sudah agak besar. Sebaiknya 2/3 dari luas pemukaan kolam diberi penutup di bagian atas untuk melindungi dari sinar matahari karena ikan lele termasuk binatang malam (nocturnal) yang mencari makan pada malam hari dan bersembunyi di lubang yang teduh pada siang hari. Ada baiknya pada dasar kolam diberi batu-batu besar sebagai rongga tempat persembunyian ikan lele.
 
Bibit ikan lele yang dipergunakan sebaiknya denga ukuran 5 – 8 cm. Padat penebaran sekitar 50 ekor per meter persegi luas kolam. Kepadatan yang tinggi tidak menjadi masalah asalkan makanan cukup tersedia. Dengan pemeliharaan selama enam bulan ikan lele sudah dapat dikonsumsi dengan ukuran panjang sekitar 20 cm.
 
Ikan lele termasuk pemakan segala (omnivora), sehingga makanan apapun yang diberikan akan dimakannya, baik yang berasal dari tumbuhan seperti sisa-sisa dapur ataupun dari hewan seperti jentik nyamuk, cacing atau bangkai ayam. Ikan lele lebih menykai makanan yang berasal dari hewan. Untuk lebih praktis bisa diberi pakan yang sudah jadi berbentuk pelet. Pakan yang diberikan per hari sekitar 5% dari berat ikan lele tersebut dengan pemberian dua kali sehari. Ikan lele secara alami makan pada malam hari, tetapi pada pemeliharaan di dalam kolam kebiasaan tersebut dapat diubah dengan memberinya makan pada siang hari.

Sesudah ikan lele berukuran panjang sekitar 20 cm dapat dipanen dengan cara mengeringkan kolam. Pengeringan kolam dapat dilakukan dengan menimba memakai ember atau pompa air.

Beternak Lele 4.5 5 Share Selasa, 26 Januari 2010 Ficus benyamina.   Ikan lele ( Clarias batrachus ) di beberapa daerah di Indonesia memiliki berbagai nama seperti pintet (Kalimantan), ikan ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Catatan Ringan. All Rights Reserved.