Bajakah, Kanker Payudara dan Istighfar

 on Jumat, 16 Agustus 2019  

Di bulan Agustus 2019, dimana terdapat perayaan nasional Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74, kita seperti dikaruniai dengan berhasilnya pelajar SMAN 2 Palangkaraya menjuarai kompetisi World Invention Creativity Olympic (WICO)  di Seoul  Korea Selatan pada 28 Juli 2019 kemaren. Dalam acara tersebut mereka memperkenalkan obat kanker payudara, penyakit yang menjadi momok bagi kaum wanita, obat tersebut dihasilkan dari akar pohon bajakah, tanaman yang banyak tumbuh di hutan Kalimantan. Setelah peristiwa tersebut maka tanaman bajakah menjadi topik pembicaraan di mana-mana. Akar tanaman tersebut jadi naik daun, baik di perbincangan maupun di segi bisnis, makin banyak orang yang penasaran dengan tanaman bajakah ini, ternyata kekayaan alam Indonesia juga memiliki sesuatu yang sangat berharga, bisa lebih berharga dari emas kalau dikaitkan dengan penyakit yang mematikan. Saat sakit orang lebih memilih obat untuk sehat dibanding emas sebagai kekayaan.

Beberapa tahun yang lalu pun kita juga pernah mendengar tentang terapi air putih, dimana pada saat-saat tertentu dan jumlah tertentu meminum air putih pun ternyata bisa juga menyembuhkan berbagai penyakit. Terkait penyakit kanker payudara dan terapi air putih ini saya teringat cerita dalam ceramahnya Ustadz Dr. Khalid Basalamah yang saya tonton di youtube. Diceritakan bahwa seorang muslimah di Jerman yang terkena kanker payudara akut sudah divonis dokter ahli kanker payudara akan meninggal dalam beberapa hari lagi, merasa dirinya akan meninggal, sebagai seorang muslimah beliau pergi ke Mekkah, setiap hari di depan Ka’bah memohon ampunan Allah atas segala dosanya, sampai suatu hari disapa dan ditanya seorang marbot, setelah dijelaskan bahwa umurnya sudah hampir habis karena kanker payudara, marbot tersebut memberi saran kepada beliau, untuk meminum air zamzam, karena setiap meminum air zamzam kalau kita berdoa akan dikabulkan oleh Allah, jangan terlalu yakin dengan pendapat dokter tersebut kata sang marbot. Maka sejak saat itu beliau selalu meminum air zamzam sambil berdoa untuk kesembuhan penyakitnya. Setelah beberapa hari di Mekkah, beliau pulang dan menemui dokter lagi dan sang dokter pun sudah siap dengan segala kemungkinan akan kematian pasiennya tersebut. Setelah diperiksa ternyata penyakit kanker payudaranya sudah sembuh total. Sang dokter terkejut dan ini sesuatu yang belum pernah terjadi sesuai dengan bidang ilmu yang kuasainya. Peristiwa ini bahkan menjadi jalan bagi sang dokter menjadi seorang mualaf.

Saya juga punya seorang sahabat yang sudah lama terkena penyakit stroke, sehingga agak sulit berjalan dan tidak bisa lagi berkendara sendiri, sehingga setiap hari berangkat dan pulang bekerja menggunakan jasa gojek. Suatu hari driver gojek yang melihat sahabat saya sulit berjalan tersebut bertanya tentang penyakit stroke yang diderita sahabat saya, lalu driver tersebut meminta izin untuk bercerita pengalamannya. Setelah sampai di tujuan mereka duduk-duduk dan driver tersebut bercerita bahwa dulu dia pernah bekerja di hotel dengan segala maksiatnya, lama-lama dia merasa tidak enak dan ingin mencari pekerjaan yang berkah, maka berhenti dan bekerja sebagai tukang ojek. Mungkin sebagai cobaan bagi orang yang berhijrah atau sebagai teguran karena kesalahan masa lalu, driver tersebut didera penyakit kencing manis kronis dan menurut dokter kakinya harus diamputasi karena terkena infeksi. Tentu saja dia terkejut, takut dan bingung darimana biaya operasinya, sebagai tukang ojek dia merasa tidak mampu. Sahabat saya lalu bertanya bagaimana dia bisa sembuh tanpa operasi amputasi tadi, berobat dengan apa? Driver tadi bercerita bahwa dia tidak meminum obat dan tidak berobat kemana-mana. Ternyata dengan keterbatasannya membuat dia menangis setiap malam, mengadu kepada Allah, meminta apapun yang dia perlukan saat itu, ternyata setiap hari penyakitnya berkurang sampai sembuh total. Sahabat saya bertanya luka infeksinya dicuci dengan apa? Driver tersebut bilang tidak dengan apa-apa kecuali dengan air wudhu, maasya Allah.

Dari dua cerita di atas saya yakin bahwa kita wajib berikhtiar mencari obat dari setiap penyakit yang datang ke tubuh kita, tetapi khasiat dari obat itu pada dasarnya ada pada keyakitan hati kita bahwa lewat obat tersebut kita memohon kesembuhan dari Allah yang maha penyembuh (Asy Syaafi). Sejalan dengan Ceramahnya Ustadz Dhanu bahwa segala penyakit itu adalah teguran Allah atas kesalahan yang kita perbuat, maka untuk minta kesembuhan penyakit tersebut kita harus banyak meminta ampun dulu (istighfar) kepada Allah barulah minta kesembuhannya. Mungkin yang dialami muslihah di Jerman tersebut penyakit kanker payudaranya bisa hilang setelah beliau meminta ampun dengan sengguh-sungguh, saat mendapatkan ampunan, bahkan bersih dari dosa maka tanpa meminta sehat pun pasti Allah akan memberi kondisi terbaik bagi hambanya yang bertaqwa. Jadi mau obatnya akar bajakah atau air zamzam atau bahkan air putih biasa sekali pun, asalkan kita istighfar meminta ampun atas segala dosa kita dan hati kita meminta kesembuhan kepada Allah dan yakin Allah Asy Syaafi, maka insya Allah sehat itu tidak mahal. Semoga kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.

Bajakah, Kanker Payudara dan Istighfar 4.5 5 Share Jumat, 16 Agustus 2019 Di bulan Agustus 2019, dimana terdapat perayaan nasional Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 74, kita seperti dikaruniai ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Catatan Ringan. All Rights Reserved.